6723812323954065981

Cuaca Hari Ini Sabtu 4 Maret 2023: Jabodetabek Pagi Berawan, Siang Hujan

Penulis : harapank - Sabtu, 4 Maret 2023 09:39 WIB - 63 Views
Ilustrasi Cuaca Jakarta Cerah Berawan

Liputan6.com, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca berawan menyelimuti seluruh wilayah DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) hari ini, Sabtu (4/3/2023).

Namun hujan dibarengi petir diperkirakan terjadi pada siang nanti. Bahkan sebagian titik Ibu Kota dilaporkan hujan bakal disertai angin kencang hingga sore hari. 

“Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di sebagian wilayah Jakbar, Jaksel dan Jaktim pada menjelang siang dan sore hari,” jelas BMKG diperingatan dini cuaca hari ini, Sabtu.

Cuaca mendung atau berawan juga diprediksi BMKG terjadi di daerah penyangga Jakarta. Namun, siang nanti, terkecuali Tangerang, wilayah Depok, Bekasi, dan Bogor diguyur hujan intensitas sedang.

BMKG juga mengungkap potensi hujan disusul petir dan angin kencang terjadi di ketiga wilayah tersebut pada siang hingga malam hari. 

“Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan terjadinya angin kencang pada rentang waktu menjelang siang hingga menjelang malam hari di sebagian wilayah Kab dan Kota Bogor, Kota Depok, Kab dan Kota Bekasi,” kata BMKG. 

Berikut informasi prakiraan cuaca untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota Pagi Siang Malam
 Jakarta BaratBerawan Hujan Petir Hujan Ringan
 Jakarta Pusat Berawan Hujan Ringan Hujan Ringan
 Jakarta Selatan Berawan Hujan Petir Berawan
 Jakarta Timur Berawan Hujan Petir Berawan
 Jakarta Utara Berawan Hujan Ringan Hujan Ringan
 Kepulauan Seribu Berawan Hujan Ringan Hujan Ringan
 Bekasi Berawan Hujan Sedang Hujan Ringan
 Depok Berawan Hujan Sedang Hujan Ringan
 Bogor Berawan Hujan Sedang Hujan Ringan
 Tangerang Berawan Berawan Berawan

Penjelasan BMKG Terkait Cuaca Ekstrem

Cuaca ekstrem berpotensi terjadi di Jakarta dan daerah lainnya di Pulau Jawa. Berdasarkan laporan The Cross Dependency Initiative (XDI), Selasa (21/2/2023), Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta, masuk ke dalam peringkat 100 besar global.

Menurut Peraturan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2022, Cuaca Ekstrem adalah kejadian fenomena alam yang ditandai oleh kondisi curah hujan, arah dan kecepatan angin, suhu udara, kelembapan udara, dan jarak pandang yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta.

Peringatan Dini Cuaca Ekstrem adalah informasi yang bersifat segera dan berisikan informasi potensi terjadinya Cuaca Ekstrem.

Berdasarkan informasi dalam Pasal 3, Peringatan Dini Cuaca Ekstrem terdiri atas:

  • a. Peringatan Dini Cuaca Ekstrem bersifat umum; dan
  • b. Peringatan Dini Cuaca Ekstrem berbasis risiko. 

Berdasarkan informasi yang dikeluarkan BMKG, kejadian fenomena cuaca ekstrem menjadi sangat sering sejak 30 tahun terakhir.

Kejadian cuaca ekstrem tersebut terjadi di beberapa provinsi besar di Indonesia. Di antarnya adalah Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua Barat dan Papua

Faktor Penyebab Cuaca Ekstrem

Faktor pertama penyebab terjadinya cuaca ekstrem adalah karena aktifnya Monsun Asia di mana adanya angin yang berhembus secara periodik dari Benua Asia menuju Benua Australia yang melewati Indonesia.

Indonesia yang berada di garis khatulistiwa yang berdampak oleh pergerakan angin ini. Angin periodik tersebut mengindikasikan musim hujan di Indonesia yang sedang berlangsung.

Apabila cuaca ekstrem sedang berlangsung di Indonesia, pola konvergensi dan perlambatan kecepatan angin akan terjadi di beberapa wilayah, oleh karena itu uap air yang menjadi awan hujan akan terkonsentrasi di suatu wilayah sehingga air yang turun intensitasnya tinggi. Hujan lebat dan dalam waktu lama dapat terjadi akibat konvergensi dan perlambatan tersebut.

Faktor yang terakhir yaitu suhu hangat permukaan laut di Indonesia dan sekitarnya yang memicu mudahnya air menguap dan terkumpul menjadi awan hujan yang menyebabkan pasokan uap air cukup tinggi yang mengakibatkan pembentukan awan hujan dan fenomena gelombang atmosfer.

Gelombang atmosfer ini dapat meningkatkan potensi udara basah di sejumlah wilayah di Indonesia yang menyebabkan hujan.

Fenomena yang dapat terjadi karena adanya cuaca ekstrem di Indonesia adalah hujan lebat yang disertai dengan petir dan angin kencang atau yang sering disebut badai guruh. Hujan lebat berpotensi menimbulkan banjir dan longsor dan puting beliung. Kejadian cuaca ekstrem pada musim penghujan yang paling banyak adalah angin puting beliung.

Sumber : https://www.liputan6.com/

Related Posts

Rekomendasi